Biografi Wedianto Effendy
Biografi Wedianto Effendy
Wedianto Effendy adalah seorang guru les, lahir di Malang pada 9 Februari 1965. Beliau merupakan ayah dari kedua anak perempuan bernama Lydia dan Eunike. Sekarang beliau tinggal di Bumi Mas Raya, Tangerang beliau mendirikan sebuah tempat bimbel dan istrinya mengajar Bahasa inggris, ia kerap dipanggil ‘om’ sebagai panggilan di tempat les.
Beliau menerima pelajaran Sekolah Dasarnya di SDK Santo Albertus, Danpit, Malang Selatan, dan beliau melanjutkan pendidikan SMPK di sekolah yang sama. Lalu beliau lanjut ke SMAK Kolose Santo Yusuf, Malang. Beliau mendapat gelar S1 di Universitas Kristen Petra, Surabaya sebagai lulusan Teknik Sipil, setelah lulus S1 beliau memulai karirnya pada tahun 1985 bekerja di teknik sipil.
Pada 24 November 1991 beliau menikahi Elsye Rachel Ratna. Beliau keluar dari pekerjaannya sabagai teknik sipil dan membuka tempat les bimbel dan Bahasa inggris bersama istrinya. Pada tahun 2012 beliau melanjutkan S2 di MTH Leadership Harvest International Theological Seminary dan menjadi lulusan teologi pada 2015, pada hari hari itu beliau mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara belajar untuk ujian dan membuka les, kerap terlihat beliau belajar teologi ketika sedang mengajar bimbel dan pada pertengahan 2015 beliau sempat menutup bimbelnya untuk sementara dengan alasan fokus S2.
Setelah lulus S2 beliau membuka kembali bimbelnya sampai sekarang, mengetahui bahwa beliau merupakan S2 Teologi beberapa orang bertanya- tanya mengapa beliau tetap melanjutkan bimbel dan tidak menjadi seorang pendeta, beliaupun mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi pendeta tetapi memilih untuk tidak Karena melakukan pelayanan tidak harus menjadi pendeta, mengajar juga merupakan salah satu pelayanan, dan beliau lebih memilih mengajar les bimbel Karena menurut beliau keluarga adalah nomor 1 karena dengan membuka les di rumahnya sendiri beliau bisa tetap dekat dengan keluarganya dan menjaga hubungan harmoni, lalu di S2 beliau diajarkan untuk menjadi Leader/Pemimpin maka dari itu beliau ingin menjadi panutan yang dapat dipercaya oleh orang lain agar orang lain mau mengikuti cara beliau. Motivasi beliau untuk mengikuti S2 adalah Karena beliaun ingin belajar untuk memperlengkap pelayanan yang ia lakukan.
Sampai sekarang tempat les bimbel dan Bahasa inggris beliau masih berjalan lancar dan beliau juga membuka Rumah belajar gratis matematika dan Bahasa inggris untuk anak-anak kampung sekitar sebagai bentuk pelayanan selain di gereja.
~Hidup harus berbuah untuk orang lain~
- 26Maret2018 | 13.44 – WE
Biografi Wedianto Effendy
Wedianto Effendy adalah seorang guru les yang lahir di Malang pada 9 Februari 1965. Beliau merupakan ayah dari kedua anak perempuan bernama Lydia dan Eunike. Sekarang beliau tinggal di Bumi Mas Raya, Tangerang. Beliau mendirikan sebuah tempat bimbel dan istrinya mengajar Bahasa inggris, ia kerap dipanggil ‘om’ sebagai panggilan di tempat les.
Beliau menerima pelajaran Sekolah Dasarnya di SDK Santo Albertus, Danpit, Malang Selatan, dan beliau melanjutkan pendidikan SMPK di sekolah yang sama. Lalu beliau lanjut ke SMAK Kolose Santo Yusuf, Malang. Beliau mendapat gelar S1 di Universitas Kristen Petra, Surabaya sebagai lulusan Teknik Sipil, setelah lulus S1 beliau memulai karirnya pada tahun 1985 bekerja di teknik sipil.
Pada 24 November 1991 beliau menikahi Elsye Rachel Ratna. Beliau keluar dari pekerjaannya sabagai teknik sipil dan membuka tempat les bimbel dan bahasa inggris bersama istrinya. Pada tahun 2012 beliau melanjutkan S2 di MTH Leadership Harvest International Theological Seminary dan menjadi lulusan teologi pada 2015, pada saat itu beliau mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara belajar untuk ujian dan membuka les, kerap terlihat beliau belajar teologi ketika sedang mengajar bimbel dan pada pertengahan 2015 beliau sempat menutup bimbelnya untuk sementara dengan alasan fokus S2.
Setelah lulus S2 beliau membuka kembali bimbelnya sampai sekarang, mengetahui bahwa beliau merupakan S2 dengan jurusan Teologi beberapa orang bertanya- tanya mengapa beliau tetap melanjutkan bimbel dan tidak menjadi seorang pendeta, ia pun mengatakan bahwa ia bisa saja menjadi pendeta tetapi memilih untuk tidak. Karena melakukan pelayanan tidak harus menjadi pendeta, mengajar juga merupakan salah satu pelayanan, dan beliau lebih memilih mengajar les bimbel Karena menurut beliau keluarga adalah nomor 1 karena dengan membuka les di rumahnya sendiri beliau bisa tetap dekat dengan keluarganya dan menjaga hubungan harmonis, lalu di S2 beliau diajarkan untuk menjadi pemimpin maka dari itu beliau ingin menjadi panutan yang dapat dipercaya oleh orang lain agar orang lain mau mengikuti cara beliau. Motivasi beliau untuk mengikuti S2 adalah Karena beliau ingin belajar untuk melengkapi pelayanan yang ia lakukan.
Sampai sekarang tempat les bimbel dan bahasa inggris beliau masih berjalan lancar dan beliau juga membuka rumah belajar gratis matematika dan bahasa inggris untuk anak-anak kampung sekitar sebagai bentuk pelayanan selain di gereja.
~Hidup harus berbuah untuk orang lain~
Penulis:Wilson Wijaya/XMIPA1/36
Editor :Elbeth Hazer/XMIPA1/9
Komentar
Posting Komentar